
Artikel ini membahas tentang perang saudara di Etiopia yang terjadi di wilayah Tigray di Etiopia bagian utara. Diperkirakan oleh mantan presiden Nigeria dan utusan Uni Afrika Olusegun Obasanjo bahwa 600.000 orang tewas dalam konflik tersebut, dengan perkiraan lain mulai dari 300.000 hingga 400.000 korban sipil dan 200.000 hingga 300.000 kematian di medan perang. Perang tersebut ditandai dengan kekerasan terhadap warga sipil, termasuk pembantaian dan pemerkosaan, oleh tentara Ethiopia dan tetangganya Eritrea, serta pejuang Tigrayan, pasukan regional dari Amhara, dan milisi. AS dan mantan presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, memainkan peran utama dalam pembicaraan damai, yang mengakibatkan Front Pembebasan Rakyat Tigray setuju untuk melucuti senjata dan mendemobilisasi. Langkah selanjutnya adalah parlemen Ethiopia mendeklasifikasi TPLF sebagai organisasi teroris.
Artikel ini berbicara tentang perang saudara Etiopia yang terjadi di wilayah Tigray di Etiopia utara. 600.000 orang diperkirakan tewas dalam konflik tersebut oleh mantan presiden Nigeria dan perwakilan Uni Afrika Olisegun Obasanjo, sementara perkiraan lain menyebutkan 300.000 hingga 400.000 warga sipil tewas dan 200.000 hingga 300.000 di medan perang. Perang tersebut melibatkan pembunuhan dan pemerkosaan warga sipil oleh tentara Ethiopia dan tetangga Eritrea serta pejuang Tigray, pasukan regional Amara, dan milisi. Amerika Serikat dan mantan Presiden Kenya Uhuru Kenyatta memainkan peran utama dalam pembicaraan damai, yang setuju untuk melucuti dan membubarkan Front Pembebasan Rakyat Tigray. Langkah selanjutnya adalah Parlemen Ethiopia mengklasifikasikan TPLF sebagai organisasi teroris.
Recent Comments